
Suburjagat.co.id | Indramayu – Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) secara resmi menyelenggarakan Pelatihan Petani Muda Indramayu Tahun 2025, dimana pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk ketahanan pangan dan penekan laju inflasi di daerah. Bupati menyatakan jangan malu menjadi petani karena menjadi petani adalah profesi membanggakan. Peran petani begitu besar karena terbiasa bergotong royong memajukan sektor pertanian demi bersama-sama meningkatkan taraf hidup keluarga dan bangsa.
Dengan diselenggarakannya pelatihan petani muda Indramayu inipun, sebagai bukti Pemerintah Daerah selalu berupaya mencetak sumber daya manusia yang mumpuni, Regenerasi petani dan membangun pertanian berbasis generasi muda.
Menurut data yang diperoleh Bupati Lucky Hakim, mayoritas petani saat ini berusia di atas 50 tahun dan ketika dihadapkan pada tantangan era digital dan media sosial, banyak yang kesulitan beradaptasi. Untuk itu perlu mendorong pemuda-pemudi Indramayu untuk terjun kedunia pertanian termasuk diberikan pelatihan khusus agar selalu siap menghadapi tantangan zaman.
Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Indramayu, Imron Rosadi, ketika dihubungi secara terpisah, mengatakan, tantangan utama pertanian diantaranya adalah pola pikir. Pertanian Indramayu memang surplus, tetapi jika anak muda terus menjauh karena pertimbangan ekonomi, maka suatu saat Indramayu bisa kehilangan kekuatan sektor pertaniannya. Indramayu butuh petani muda yang mampu mengubah cara pandang bertani, bukan sekadar menjadi seorang petani, namun juga pengusaha ulung di bidang pertanian.
Imron berharap pada pelatihan petani muda Indramayu jangan hanya memperkenalkan dan mengajarkan bercocok tanam secara tradisonal, harus di didik cara bertani modern sehingga para petani muda tidak ketinggalan teknologi pertanian bahkan akan bangga menjadi seorang petani.
Kepala Bidang Hortikultura, Perkebunan dan Penyuluhan DKPP, Mohammad Ikhwan Farkhani, menyampaikan, pelatihan petani muda Indramayu ini di-ikuti 1.300 peserta, dengan tahap awal melibatkan 500 peserta pertama dalam 10 angkatan. Peserta akan menerima pelatihan praktis dari berbagai komoditas seperti hidroponik, budidaya padi, sayuran, melon, mangga, anggur, hingga peternakan ayam dan domba.
Menurutnya, potensi keuntungan dalam dunia agribisnis sangat besar bila dikelola secara tepat. Dengan bibit unggul, pemasaran yang terarah dan pengemasan yang menarik, produk pertanian bisa dijual dengan harga tinggi meski waktu dan proses tanam yang sama. Dan hal inilah yang perlu ditanamkan kepada generasi muda.
Ikhwan melihat antusiasme yang tinggi dari petani muda dan berharap bisa langsung mengimplementasikan hasil pelatihan secara mandiri. Terutama terkait budidaya hortikultura maupun tanaman pangan.
Jajaran DKPP juga mengajak petani muda untuk memanfaatkan teknologi canggih, digitalisasi, termasuk mengunakan kecerdasan buatan atau AI untuk menunjang aktivitas agribisnis. Dan berharap seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan dengan serius penuh semangat.
(Advertorial Media)