Aksi Global Melawan Ketimpangan “Nyawiji Bumi Gumolong”

Suburjagat.co.id || Pati

Para penguasa ekonomi dunia akan melaksanakan Forum Ekonomi Dunia (World Economy Forum) pada 20-24 Januari 2025 di Davos, Graubunden, Switzerland. Forum tersebut kami pandang tidak akan jauh berbeda dengan forum-forum yang selama ini mereka laksanakan, yaitu untuk membahas bagaimana cara menguasai sumber daya dunia dan memperkaya diri dengan sistem kapitalisme yang mereka gunakan.

Selama ini, forum-forum orang kaya tersebut selalu menghasilkan titipan kebijakan dan ekspansi modal yang membuat ruang hidup dan ruang penghidupan rakyat terampas, rusak dan meninggalkan berbagai krisis sosial ekologis.

Di tengah elit penguasa ekonomi politik akan berkumpul di Davos tersebut, Fight Inequality Alliance (FIA) Indonesia bersama sekian jaringan gerakan rakyat mengadakan aksi global dalam bentuk ‘Lamporan’. Aksi ini diselenggarakan untuk menyikapi sekaligus menentang Forum Ekonomi Dunia di Davos yang dipandang akan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan jahat terhadap rakyat. Aksi ‘lamporan’ ini diikuti oleh 2500 massa dari berbagai daerah dan unsur komunitas/organisasi.

Lamporan adalah bentuk tradisi petani Kendeng untuk mengusir hama. Kapitalisme, rezim pemerintahan hipokrit, dan para oligarki adalah hama yang harus diusir jauh dari kehidupan rakyat. Mereka semua merugikan dan merusak kehidupan rakyat.

Gunretno, dari JMPPK (Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng) menyampaikan; “sudah saatnya rakyat bangun dan mengusir hama yang selama ini membuat rakyat miskin, alam rusak dan hancurnya kebudayaan rakyat.

Aksi ‘lamporan’ ini diselenggarakan dengan tema “Nyawiji Bumi Gumolong” dengan maksud memperingatkan kepada siapapun bahwa “Lemah kang gumelar ora ono menungso kang biso nggagahi, kabeh keno nglumahi” (Tanah yang terhampar ini tidak ada seorang pun yang bisa menguasai sendiri, semua orang bisa menggunakannya bersama-sama).

“Tidak boleh serakah menguasai hamparan tanah di bumi ini. Apalagi sampai merampas tanah yang dimiliki orang lain.” Imbuh Gunretno.

Aksi ‘lamporan’ ini adalah hasil dari ‘Jagongan Warga’ yang diikuti oleh komunitas warga dari berbagai daerah (Pati, Rembang, Blora, Demak, Jepara, Sukoharjo, Wadas Purworejo, Yogyakarta, Jakarta Utara, Ciremai, Trenggalek, Banyuwangi, NTT dan Bali), organisasi pemuda, mahasiswa, serta LSM/NGO.

(Warta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *