Pilkada Indramayu; Momentum Mencari Pemimpin yang Membumi

Oleh : Ahmad Fadlali, S.Ag, M.A.*)

 

Suburjagat.co.id | Indramayu – Pemilihan kepala daerah (pilkada)  yang akan diselenggarakan secara serentak pada hari ini, tanggal 27 Nopember 2024 merupakan tonggak penting karena menjadi ajang pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat. Pilkada juga menjadi tolak ukur kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi. Sehingga tidak hanya berfungsi sebagai suksesi kekuasaan semata, tetapi juga sebagai cermin nilai-nilai moral serta etika dan kejujuran yang dianut oleh rakyat sebagai pemilik suara. Pilkada yang baik akan menghasilkan pemimpin-pemimpin daerah yang baik. Untuk itu diperlukan penyelenggara pilkada yang mempunyai integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas agar penyelenggaraan pilkada secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dapat terwujud.

Kepala daerah merupakan jabatan politik sekaligus jabatan public yang bertugas memipin birokrasi untuk menggerakan jalanya roda pemerintahan dalam fungsi perlindungan, pelayanan public dan Pembangunan. Sedang jika ditinjau dari struktur kekuasaan, kepala daerah adalah kepala eksekutif di daerah untuk menjalankan fungsi pengambilan kebijakan atas tiga fungsi pemerintah (protective, public services dan development) tersebut.  Istilah jabatan public mengisyaratkan kepala daerah menjalankan fungsi pengambilan kebijakan terkait langsung dengan kepentingan rakyat yang dampaknya dirasakan langsung oleh rakyat. Sedangkan jabatan politik mengisyaratkan bahwa mekanisme rekrutmen kepala daerah dilakukan dengan mekanisme politik, yaitu melalui pemilihan yang melibatkan elemen-elemen seperti partai politik.

Partai politk mempunyai posisi (status) dan peranan (role) yang sangat penting dalam pilkada. Dalam mengajukan calonnya, partai politik hendaknya melihat rekam jejak yang jelas, mempunyai  visi, misi dan program kerja yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat. Kebutuhan menghadirkan calon pemimpin yang otentik sangat diperlukan untuk menghadirkan perubahan mendasar , inovativ dan memberdayakan potensi lokal jika nanti kelak terpilih.

Melalui Pilkada, diharapkan masyarakat Indramayu sebagai pemilik suara menjadikannya momentum memilih pemimpin (bupati dan wakil bupati) yang membumi. Ketiga paslon (Bambang Hermanto-Kasan Basari, Lucky Hakim-Syaefudin, Nina Agustina-Tobroni), adalah putra putri terbaik Indramayu yang siap membawa perubahan dan kesejahteraan bagi masyarakat melalui program kerja yang berbasis pada potensi daerah Indramayu. Pada akhirnya Masyarakat hanya bisa memilih satu dari ketiga calon tersebut.  siapapun yang terpilih nanti, suka tidak suka adalah pilihan mayoritas Masyarakat Indramayu yang  dianggap  sebagai calon yang paling baik dan bisa membumi.

Ada beberapa kriteria pemimpin daerah yang membumi, yaitu ;

Pertama,  pemimpin dalam Islam harus memiliki sifat Siddiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah (cerdas). Sifat itu berkaca pada empat sifat baik yang dimiliki Rasulullah dalam memimpin umatnya. Pemimpin hendaknya menghindari penipuan, sumpah palsu,  tidak mengobral janji atau berpromosi secara berlebihan yang cenderung mengada-ngada semata-mata agar terpilih, keserakahan, perselisihan dan keburukan karakter lainnya.

Kedua, memiliki visi dan misi. Dalam proses pemilihan ini, salah satu hal yang paling krusial untuk dipahami oleh para pemilih adalah visi dan misi calon kepala daerah. Visi dan misi bukan hanya formalitas kampanye, melainkan fondasi utama yang menentukan arah kebijakan, pembangunan, dan kesejahteraan suatu daerah selama masa kepemimpinannya jika nanti terpilih.

Visi yang kuat dan jelas memberikan gambaran tentang masa depan Indramayu, apakah fokusnya pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, pengembangan ekonomi, atau sektor lainnya. Sebagai pemilih, memahami visi calon kepala daerah sangat penting karena hal ini menunjukkan arah kebijakan yang akan ditempuh. Jika visi seorang calon tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan Masyarakat Indramayu, ada risiko bahwa Indramayu tidak akan berkembang sesuai dengan keinginan warganya. Pemilih perlu juga memperhatikan misi calon untuk menilai sejauh mana langkah-langkah yang akan dilakukan realistis dan dapat diterapkan. Misi yang baik adalah misi yang jelas, terukur, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Indramayu.

Ketiga, tidak boleh dzalim baik kepada bawahan atau masyarakat. Sebagaimana telah tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 124. Ayat ini menjelaskan bahwa kepemimpinan tidak terkait dengan keturunan, kelompok, dan agama. Allah menegaskan bahwa kepemimpinan itu harus jatuh pada orang yang tepat dan kompeten. Seorang pemimpin hendaknya memiliki kebijakan yang benar dan tidak mengikuti hawa nafsu serta mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Keempat, dapat membangun tim yang kuat dan menempatkan jabatan pemerintahan seperti kepala dinas, maupun di BUMD yang sesuai dengan regulasi dan etika. Kepala daerah terpilih juga harus bisa menjaga tim dipemerintahan agar tetap sejalur dengan visi yang ingin diraih bersama. Pemimpin melakukan pengaturan dan penyesuaian dengan perubahan yang ada.

 

Renungan

Allah SWT berfirman, “Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan pemilik kekuasaan. Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki. (QS Ali Imran  : 26). Di lain ayat, Allah SWT berfirman, “Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”, (QS Al Baqarah : 216).

Kalah dan menang dalam kontestasi pilkada adalah hal yang biasa, namun jika kita berpegang pada dua ayat tersebut, rasanya baik calon bupati dan wakil bupati maupun pendukungnya tidak akan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum atau norma. Bukankah banyak orang senang jika menang pilkada. Jika tidak amanah menjalankan kepemimpinan tidak mustahil bermuara di dalam penjara, demikian sebaliknya tidak sedikit mereka kalah dalam pilkada, jika mau belajar dari kekalahan pilkada tersebut justru mereka menjadi orang sukses dalam hidupnya. Bahkan bisa jadi kekalahan tersebut cara Allah sayang untuk keselamatannya baik di dunia maupun di akhirat kelak.

 

Penulis adalah Kepala MTsN 4 Indramayu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *