
Suburjagat.co.id | Indramayu – Harapan panjang para petani di Desa Kiajaran Wetan, Kecamatan Lohbener, akhirnya terjawab. Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang menggelontorkan dana dari APBD tahun anggaran 2025 untuk pembiayaan proyek peningkatan jaringan irigasi yang telah lama dinantikan masyarakat.
Dengan nilai kontrak sebesar Rp191.403.000, dan dipercayakan pengerjaannya kepada CV. Arthur Construction. Masa pelaksanaan dimulai sejak 30 Juli hingga 27 September 2025, dengan target penyelesaian selama 60 hari kalender.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, peningkatan jaringan irigasi ini merupakan investasi jangka panjang bagi masa depan pertanian lokal. Melalui sistem pengairan yang lebih stabil dan merata, para petani diharapkan dapat mengoptimalkan hasil panen, mengurangi risiko gagal tanam akibat kekurangan air, sekaligus mendorong kemandirian pangan di tingkat desa.
Bagi warga setempat, terutama para petani, proyek ini disambut dengan penuh rasa syukur dan antusiasme. Mereka menilai perbaikan saluran irigasi sebagai kunci utama untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan keluarga.
“Air itu kebutuhan utama. Kalau irigasi lancar, kami bisa menanam tepat waktu, hasil panen pun lebih maksimal. Ini sangat membantu kehidupan kami,” ungkap Sarpan, salah seorang petani padi di Kiajaran Wetan, sambil menunjukkan hamparan sawah yang siap ditanami.
Senada dengan itu, petani lain bernama Maman juga menyampaikan kegembiraannya. Menurutnya, irigasi yang baik bukan hanya menambah hasil panen, tetapi juga mengurangi biaya produksi. “Kalau air cukup, kami tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pompa. Hasil panen bisa meningkat, pendapatan kami pun ikut naik,” ujarnya penuh semangat.
Kepala Desa Kiajaran Wetan, Ondi Carsudi, menjelaskan bahwa program ini selaras dengan arahan Kementerian PUPR melalui Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI). Lebih dari itu, masyarakat juga didorong untuk ikut serta dalam pengelolaan dan pemeliharaan irigasi agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan.
“Ini bukan hanya soal pembangunan saluran air, tapi juga bagaimana masyarakat, khususnya petani, ikut terlibat dan berdaya dalam pengelolaan sumber daya air. Kami ingin program ini menjadi gerakan bersama untuk menjaga kedaulatan pangan dan kesejahteraan desa,” tutur Ondi.
Proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses sinergi antara pemerintah daerah, pihak pelaksana, dan masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan. Dengan irigasi yang lebih baik, para petani tidak hanya bisa meningkatkan hasil produksi, tetapi juga merasakan dampak nyata terhadap peningkatan taraf hidup.
Langkah ini sekaligus membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur di desa mampu memberikan manfaat langsung dan signifikan bagi masyarakat. Dari saluran irigasi baru yang kini dibangun, mengalir pula harapan besar akan masa depan pertanian Kiajaran Wetan yang lebih sejahtera, mandiri, dan berdaya saing.
Seperti kata seorang petani senior, Pak Rohim, yang sudah puluhan tahun menggantungkan hidup dari sawah: “Selama ini kami selalu khawatir kalau musim kemarau datang. Sekarang, dengan adanya irigasi baru, kami lebih tenang dan optimis menyongsong musim tanam berikutnya.”
Dari suara para petani itu, jelas terlihat bahwa pembangunan irigasi bukan hanya mengalirkan air, tetapi juga mengalirkan semangat, harapan, dan kesejahteraan bagi masyarakat pedesaan.
(Advertorial Media)