
Suburjagat.co.id | Indramayu
Bahasa tidak lagi sekadar alat komunikasi, tetapi telah berkembang menjadi sarana untuk membangun ruang kreatif dan inovatif. Seiring waktu, masyarakat makin memanfaatkan bahasa sebagai bagian dari kegiatan berwirausaha. Dalam era digital yang berkembang pesat, bahasa bahkan menjadi fondasi penting dalam menciptakan usaha baru. Kemampuan mengolah, menyampaikan, dan mengemas bahasa menjadi suatu produk atau layanan kini memiliki nilai jual yang tinggi. Maka dari itu, berwirausaha melalui bahasa turut memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif.
Berangkat dari hal tersebut, terlihat bahwa kini banyak profesi dan layanan yang berakar dari kemampuan bahasa. Misalnya, jasa penulisan caption atau iklan, konten edukasi, dan artikel untuk brand kini banyak dibutuhkan oleh perusahaan dan pelaku usaha digital. Penulis lepas juga memiliki peluang dalam menulis naskah buku atau skrip YouTube. Peluang lainnya meliputi jasa menerjemahkan dokumen buku, film bahasa asing dan bahasa daerah punya potensi tinggi. Di sisi lain, profesi pengisi suara (voice over talent) juga tumbuh pesat, seiring meningkatnya permintaan suara untuk mengisi suara iklan, audiobook hingga podcast.
Selain keterampilan menulis, keterampilan berbicara juga dimanfaatkan dalam berbagai bentuk, seperti pelatihan public speaking, pembawa acara, hingga teknik wawancara. Tak kalah penting, jasa penyuntingan karya ilmiah, seperti skripsi, artikel ilmiah, dan penulis buku (fiksi/nonfiksi) juga sangat dibutuhkan. Bahkan, kegiatan kreatif, seperti menulis naskah film pendek dan drama dapat membuka kursus bahasa asing maupun daerah secara daring menjadi ladang usaha baru. Hal ini membuktikan bahwa bahasa dengan segala potensinya, telah menjadi salah satu daya penting untuk menambah usaha masa kini.
Bermodalkan kemampuan bahasa, seseorang dapat membangun usaha kreatif yang relevan dengan kebutuhan zaman. Dalam konteks ini, setiap langkah berwirausaha bermula dari sebuah kata, seperti “berani”, “coba”, “jual”, dan “mulai” menjadi percikan semangat untuk bergerak. Oleh sebab itu, ide yang tidak pernah dijalankan hanya akan menjadi angan belaka. Dari sinilah kata harus diwujudkan menjadi karya nyata. Dalam dunia usaha, kata bisa menjadi sumber motivasi, doa, strategi, bahkan identitas merek. Hal terpenting adalah kata harus menjadi dasar bagi keberanian untuk bertindak, karena karya tidak lahir dari keraguan, melainkan keyakinan yang diucapkan dan dijalani.
Maka dari itu, penting bagi para pelaku usaha untuk tidak hanya memandang bahasa sebagai alat, tetapi juga sebagai modal utama dalam membangun bisnis yang relevan dengan perkembangan zaman. Sebuah kata memiliki kekuatan untuk menginspirasi, memotivasi, dan menghidupkan visi menjadi kenyataan sebagaimana penginspirasi literasi bahasa dan sastra menyampaikan bahwa “jadilah seperti bintang, bulan, dan matahari yang selalu menyinari bumi, baik tampak maupun tidak tampak oleh manusia” (Rohmadi, 2025). Dengan semangat yang sama, menurut Zulianto (2025) menegaskan pentingnya transformasi nilai kebiasaan menjadi budaya “Ubahlah kebiasaan menjadi kebudayaan berliterasi, terutama membaca dan menuli bidang pengembangan edupreneur modal bahasa dan sastra”. Sudah saatnya keberanian menggunakan bahasa sebagai dasar berwirausaha dijadikan langkah strategis untuk menciptakan karya yang bernilai dan berkelanjutan.
Penulis : Ryega Daud Ibrahim