Suburjagat.co.id || Indramayu
Puluhan Jurnalis yang tergabung dalam Forum Komunikasi Jurnalis Indramayu (FKJI) menggelar Aksi Damai, Buntut dari video viral pernyataan Calon bupati (cabup) Nomor urut 02 di Pilkada Indramayu 2024 , Lucky Hakim (LH), yang kontoversi. Ia menyatakan secara terbuka dihadapan wartawan, bahwa media yang tidak mendukungnya itu tidak waras.
Bahkan LH menyatakan dirinya tidak takut kepada media yang viwernya sedikit. Sehingga ia beranggapan pemberitaan media seperti itu tidak akan memengaruhi elektabilitas dirinya serta optimis terpilih sebagai bupati Indramayu.
Dalam aksi tersebut, para jurnalis menyuarakan protes dengan membawa spanduk dan berorasi. Mereka menuntut KPU Indramayu untuk mengkaji tindakan Lucky Hakim yang dianggap merendahkan martabat jurnalis.
Koordinator Lapangan(korlap) aksi, Hendra Sumiarsa, menyoroti pernyataan Lucky Hakim yang dinilai menghina jurnalis Indramayu. Salah satu pernyataan Lucky yang dipermasalahkan adalah terkait tuduhan bahwa jurnalis di Indramayu “tidak waras”.
“Saudara Lucky Hakim menyatakan secara terbuka melalui video yang beredar di media mainstream dan media sosial bahwa produk-produk jurnalistik dilatarbelakangi oleh ketidakwarasan. Kami ingin tahu maksud dari ketidakwarasan ini,” ujar Hendra dalam orasinya didepan Gedung DPRD Indramayu, Selasa, (19/11/2024).
Hendra mendesak dewan legeslatif yang menjadi pengusung paslon untuk memberi klarifikasi atas pernyataan Lucky yang menyebut dirinya tidak takut terhadap media lokal.
“Kami ingin tahu, apa yang dimaksud Lucky Hakim dengan media lokal. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, tidak ada dikotomi antara media lokal, nasional, maupun regional. Semua media berbadan hukum dan menghasilkan produk jurnalistik yang sama-sama memiliki nilai,” Teriak Hendra.
FKJI berharap Lucky Hakim untuk memberikan klarifikasi secara terbuka, baik melalui pertemuan langsung dengan jurnalis atau melalui unggahan video di media sosial, sebagaimana pernyataan konteoversinya.
“Kami hanya meminta penjelasan dan klarifikasi dari Lucky Hakim. Kalau tidak bisa bertemu langsung, buatlah video yang menjelaskan pernyataannya,” tukas Hendra.
Aksi ini dipicu oleh video berdurasi 5 menit dan 21 detik yang viral di media sosial. Dalam video tersebut, Lucky Hakim diduga, menyampaikan penghinaan terhadap profesi jurnalis saat berada di sebuah rumah makan di Jalan Suta Jaya, Pekandangan, Kabupaten Indramayu, pada (16/11).
Dalam video itu, Lucky menyebut bahwa “kewarasan di kalangan media sudah mulai langka”.
“Bahkan di teman-teman media pun sudah mulai banyak yang tidak waras, dilihat dari pemberitaan,” ucap Lucky dalam video tersebut.
Lebih lanjut, Lucky juga menuding karya jurnalistik yang dihasilkan oleh sejumlah jurnalis sebagai berita sampah.
“Ketika media mengklaim dirinya akurat, tajam, dan terpercaya, ternyata isinya berita sampah. Menurut saya, ini menunjukkan kewarasan kita sudah terdegradasi,” tambahnya.
Hingga berita ini ditulis, KPU Indramayu belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan FKJI. Sementara itu, publik terus memperdebatkan pernyataan Lucky Hakim di berbagai platform media sosial.
Jurnalis FKJI membuat petisi bahwa Jurnalis Indramayu beserta keluarga besar jurnalis tidak akan memilih LH sebagai Bupati.
(red)