Mudik ke Kampung Akhirat

Oleh : Ahmad Fadlali, S.Ag, M.A.
(Kepala MTsN 4 Indramayu)

Barangkali hanya di Indonesia kita menemukan arus mudik, penumpang yang berdesakan, wajah-wajah yang terseok kelelahan, tentengan yang berat, dan mata yang berbinar-binar karena kembali kekampung halaman dengan berbagai macam motivasi. Semua motivasi yang menyertai tradisi mudik ini dapat dipandang sebagai bentuk kearifan lokal (local wisdom) yang telah tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu menurut Andre Moller, tradisi mudik sebagai fenomena khas dan unik yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia untuk menyambut ramadan dan hari raya idul fitri.

Mudik artinya kembali, hal ini merupakan refleksi dari sosok manusia yang telah lulus dari Madrasah Ramadhan dan mendapatkan penghargaan dari Allah dengan sebuah sertifikat yang bertuliskan Ghufiro Lahu ma Taqodama min Danbih  yakni diampuni dosa-dosa kita yang lalu oleh Allah sebagaimana sabda rasulullah SAW;  Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridlo Allah, keluarlah ia dari dosa-dosanya sebagaimana bayi yang baru lahir dari ibunya.

Tradisi mudik dalam Al-Quran dapat diartikan dengan kembali kepada ampunan Allah SWT. Dalam hal ini, Allah berfirman; Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Ali Imran : 133). Firman Allah tersebut berbicara mengenai perintah agar kita segera “mudik” dengan cara kembali kepada ampunan Tuhan. Karena hanya dengan cara inilah kita akan memperoleh kenikmatan dan kebahagiaan berupa surga yang memang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertaqwa. Jika dalam tradisi mudik lebaran kita harus mempersiapkan bekal yang begitu banyak, maka untuk kembali kepada Allah jelas dibutuhkan bekal yang lebih sebagaimana diatur dalam Al-Quran dan Hadits.

Tahun ini orang tua, suami, istri anak, saudara, telah meninggalkan kita, tahun depan boleh jadi kita meninggalkan karib kerabat dan sahabat-sahabat kita. Hari ini kita menangisi mereka, esok hari kita yang akan ditangisi orang. Setiap hari maut mengepakan sayapnya diatas kepala. Adakah jaminan bahwa bulan Ramadhan akan bertemu  kita pada tahun depan? Mudah-mudahan Allah panjangkan usia dan sampai pada Ramadhan yang akan datang sehingga masih bisa diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki prilaku, sikap, ibadah kita untuk bekal mudik di akherat nanti.

Dalam kitab Nahjul Balaghah diceritakan, .ketika pulang dari Shiffin, sayidina Ali melewati perkuburan dipinggiran kota Kufah. Beliau berkata seraya menghadap perkuburan, wahai penghuni kampung yang sunyi  wahai penduduk yang tinggal di tempat yang sepi   wahai orang yang berdiam diperkuburan yang gelap   wahai orang yang berbaring diatas tanah  . Yang terasing, yang sendirian, yang kesepian. Kalian telah mendahului kami, kami insya Allah akan menyusul kalian. Rumah kalian sudah ditempati orang lain, istri atau suami kalian sudah menikah lagi, harta kalian sudah dibagi-bagikan. Inilah kabar dari kami, bagamana dengan kabar dari kalian ? Imam Ali kemudian menoleh kepada sahabat-sahabatnya, Demi Allah, sekiranya Allah mengizinkan mereka berbicara, mereka akan berkata: sesungguhnya bekal yang paling baik adalah takwa. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Baqaroh : 197.
Dalam  Al Quran Surat  Ali Imran ayat 133-135. Allah  menunjukkan empat karakter orang yang bertaqwa, yaitu :
Orang yang bertaqwa itu suka memaafkan orang lain,
Orang yang bertaqwa itu segera bertaubat kepada Allah jika ia melakukan kesalahan atau kemaksiatan. Mampu menahan marah,
Orang yang bertaqwa itu suka berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit

Bekal Takwa inilah yang sering diabaikan. Setiap hari bekerja keras untuk bekal mudik beberapa hari kekampung halaman. Tidak pernah terpikir bahwa kita harus berusaha keras untuk bekal mudik ketempat  asal. Bukan untuk beberapa hari, tetapi untuk perjalanan jauh dan panjang, yang satu harinya sama dengan seribu tahun pada hitungan kita sekarang.

Berapa banyak diantara kita yang membanting tulang untuk persiapan masa tua atau pensiunan yang hanaya beberapa tahun, tetapi lupa untuk mempersiapkan masa ribuan tahun setelah ajal menjemput kita. Bukan berarti Islam melarang untuk mencari harta sebanyak-banyaknya, Islam sangat menganjurkan, asal dengan cara-cara yang halal. Karena dengan harta kita dapat menafkahi keluarga, membayar zakat, menyantuni fakir miskin dan anak yatim, menuanaikan ibadah haji, dan lainnya.


Iman mengajarkan kepada kita bahwa manusia hanya wajib berusaha, namun tidak wajib untuk berhasil. Hasil adalah hak mutlak Allah SWT. Oleh karenanya Islam bukan agama orang pemalas, yang setelah shalat lalu berpangku tangan ; menghitung bintang dilangit sambil mengumpulkan kalimat jikalau dan hidup berandai-andai. Tetapi Islam juga bukan agama  yang sombong yang setelah berusaha lalu tidak memerlukan Allah. Islam mengajarkan keseimbangan antara hidup didunia dan diakherat kelak..


Tanamkan kembali rasa syukur kepada Allah SWT dan introspeksi diri apakah ucapan dan perbuatan sudah sesuai dengan nilai-nilai agama. Dalam hidup ini, mungkin tidak selamanya amaliyah-amaliyah kita harus bertabur bunga kanan kiri menuju amaliyah surga. Adakalnya khilaf, terjebak perangkap iblis melakukan dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil. Manusia yang baik, bukanlah manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan, karena tidak ada seorangpun didunia ini yang luput dari dosa.

Tengoklah mungkin kemaren-kemaren kita masih terbuai dengan alam santai, masih asik dengan narkotik, masih suka dengan pil koplo, masih berteman dengan botol minuman, masih doyan dengan perempuan jalanan, masih hobi dengan judi, masih jongkok dimeja guclak, masih gandrungi jago tarung, dan sebagainya. Tetapi muslim yang bijaksana adalah muslim yang segera sadar  apabila khilaf melakukan kesalahan, dijadikannya kesalahan itu sebagai bahan pelajaran untuk tidak diulangi lagi dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan Idul Fitri kali ini bisa dijadikan sebagai momentum, dimana kita bisa melakukan pemutihan atas segala dosa yang diperbuat, sehingga menjadi orang yang siap mudik diakherat selamanya. Manfaatkanlah ksempatan emas yang sangat luar biasa ini, untuk menata dan menggapai kehidupan yang hasanah fidunnya, hasanah fil akhiroh”
[8.39 PM, 3/4/2024] +62 851-8262-4727: Pengn tah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *